PERANCANGAN ROBOT PEMADAM API
MENGGUNAKAN KONTROL PID
1.1 Latar Belakang
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat, demikian pula dengan perkembangan teknologi
elektronika. Robotika merupakan bukti peradaban
manusia yang semakin maju dari
waktu ke waktu. Wujud robot bukan hanya sebuah bentuk yang menyerupai
manusia atau binatang tertentu, melainkan bergerak menyerupai
bentuk yang ditirunya.
Kemampuan robot dalam menyelesaikan misinya sangat diperhitungkan,
untuk
itu
diperlukan sistem
navigasi yang
handal sehingga dapat menunjang kinerja optimum robot. Pengontrolan
robot tidak lepas dari suatu sistem kendali yang dapat mengolah sinyal yang diterima agar menjadi suatu perintah yang dapat menggerakan robot dan melakukan tugas sesuai dengan yang diinginkan.
Sistem kontrol dibutuhkan untuk memperbaiki tanggapan sistem dinamik
agar didapat sinyal keluaran seperti yang diinginkan. Sistem kontrol
yang baik mempunyai tanggapan yang baik terhadap sinyal masukan yang beragam. Dalam
perancangan sistem kontrol ini diperlukan gambaran tanggapan sistem dengan sinyal masukan dan aksi pengontrolan yang
meliputi : (1) Tanggapan sistem
terhadap masukan, (2) Kestabilan sistem yang dirancang, (3) Tanggapan sistem
terhadap berbagai jenis aksi pengontrolan.
Robot diciptakan untuk memudahkan manusia dalam menyelesaikan masalah, contohnya dalam memadamkan api atau kebakaran. Resiko yang
ditanggung oleh tim pemadam kebakaran sangat tinggi, untuk itulah diciptakanlah
robot pemadam api untuk membantu manusia dalam pekerjaan ini.
Berdasarkan permasalahan tersebut, pada
penelitian
ini akan dikembangkan “Perancangan Robot Pemadam Api Menggunakan Kontrol PID”
untuk menghasilkan navigasi yang efisien dalam mencapai target titik api yang
akan dipadamkan.
2.1 Tinjauan Pustaka
1. Pada hasil penelitiannya [1], robot bergerak maju dan mampu menghindari
tabrakan dengan benda yang terdapat di depannya. Robot mampu mengitari
ruangan dengan mengikuti dinding yang terdapat disebelah kirinya, tetapi robot bergerak secara zig-zag sehingga perpindahannya
lambat. Robot belum
mampu memadamkan lilin yang berhasil
dideteksinya dengan baik karena masih terdapat kekurangan dari sisi perangkat keras dan perangkat lunak.
2. Pada
hasil
penelitian
[2],
kondisi
area yang
akan
digunakan sudah ditentukan terlebih dahulu, hal ini disebabkan
robot hanya dilengkapi satu
buah sensor ultrasonik dan 2 buah LDR dengan
kemampuan yang sangat
terbatas. Secara teori, sensor ultrasonik menghasilkan pancaran dengan sudut lebih besar dari 30 °. Tetapi pada kenyataanya, ketika sudut yang dibentuk
sensor dengan dinding memiliki deviasi lebih dari 15° (diukur dari sudut 90°), sensor
ultrasonik
sudah
tidak dapat
mendeteksi pantulan dari dinding tersebut.
Pengujian
dilakukan di dalam ruangan dengan pencahayaan yang mendekati homogen, hal ini
dilakukan karena pengujian di luar ruangan dengan sumber cahaya yang banyak akan menyebabkan
proses pendeteksian dan pengukuran kekuatan cahaya menjadi tidak efektif karena mekanisme pencarian
titik api hanya bergantung pada kedua LDR, mekanisme pengujian
dengan cara mengamati data pada PWM pada layar PC kemudian mengubah- ubah posisi lilin secara acak sebanyak 8 buah kondisi yang mungkin akan muncul ketika
robot dijalankan.
Pengujian
dilakukan secara empiris dengan memberikan perlakuan dan
penempatan posisi lilin yang berbeda sampai didapatkan hasil selisih yang
mewakili tiap
– tiap rentang data. Berdasarkan hasil pengujian, aturan –
aturan yang telah dibuat sudah menghasilkan kinerja robot yang memuaskan,
akan tetapi kinerja robot
juga sangat tergantung pada kondisi lingkungan dimana robot di jalankan, kondisi ruangan dengan pecahayaan yang kuat dan
heterogen
akan
sangat
mengganggu
kinerja
robot dalam
pergerakannya
menuju titik api. LDR yang dirangkai dengan konfigurasi pembagi tegangan menghasilkan keluaran tegangan yang tidak linier untuk setiap kenaikan intensitas cahaya yang mengenai permukaan LDR.
3. Pada hasil penelitian
[3], telah berhasil menyelesaikan studi kasus
search-
and-safe pada lingkungan
yang tertutup dan terbatas. Penerapan adopsi
algoritma searching tree dengan metode heuristic dan
pruning diharapkan
dapat digunakan pada kehidupan yang sebenarnya. Akan tetapi, masih banyak
hal yang harus dilakukan sebelum hal tersebut dapat direalisasikan.
Penelitian
ini masih memiliki
beberapa keterbatasan
yang diharapkan dapat diselesaikan pada tahap pengembangan yang selanjutnya. Selain masalah keterbatasan perangkat keras, serta ukuran dan kondisi lingkungan yang digunakan,
metode algoritma
searching tree
dengan heuristic dan pruning masih menggunakan asumsi bahwa kemungkinan
konfigurasi lingkungan
diketahui sebelumnya. Pada kenyataannya, dalam kehidupan yang sebenarnya
kemungkinan konfigurasi lingkungan bersifat
tidak terbatas
dan beragam. Selain itu, pada
penelitian ini konfigurasi lingkungan
yang digunakan berbentuk lorong-lorong atau model labirin dengan dinding sebagai rintangannya. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan masalah persepsi
robot
otonom untuk mendapatkan informasi yang akan diperlukan selama proses
pembangunan
peta internal. Dalam kehidupan sehari-hari kenyataannya masih banyak terdapat rintangan lain yang dapat menghalangi pergerakan robot
otonom.
3.1. Metode Penelitian
3.1.1. Waktu dan
Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di lingkungan
Gedung Laboratorium Teknik Elektro
Fakultas Teknik
Universitas
Bengkulu. Waktu
pelaksanaan penelitian dimulai pada bulan Desember 2013.
3.1.2. Metode Pembuatan
Pembuatan robot pemadam api dilakukan dengan cara membuat rangkaian penghubung antara modul dan komponen dengan mikrokontroler dan sistem
pengendaliannya menggunakan
pemrograman bascom AVR. Sensor yang
digunakan
adalah flame detector yang dapat memberikan input ke mikrokontroler berupa sinyal yang sudah dikonversikan ke bentuk data. Untuk proses pembuatan dilakukan dengan cara mengeset satu persatu semua tata letak komponen.
3.1.3. Analisis Kinerja Robot Pemadam Api
Analisa kinerja
dari robot pemadam api yang dirancang ini akan dilakukan
setelah diperoleh hasil pengujian. Analisa yang dilakukan meliputi analisa kecepatan robot dalam mencapai sumber api, serta analisa performa dari sistem
pergerakan robot
tersebut.
3.1.4. Alat dan Bahan Penelitian
Alat dan bahan yang digunakan dalam perancangan robot pemadam api ini adalah sebagai berikut :
1. Sistem minimum ATMega16
2. Sensor Flame Detector
3. Motor gear box (motor DC)
4. Baterai
5. Kabel dan konektor rangkaian.
6. Achrylic
7. Downloader
8. Sensor ultrasonic Hc-SRO 04
3.1.5. Peralatan Pengujian
Dalam melakukan
pengujian ini, digunakan peralatan-peralatan yang tersedia di Laboratorium Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik
Universitas Bengkulu. Peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut :
1. Multimeter
Analog dan Digital
2. Alat ukur jarak
3. Stopwacth
4. Power supply
3.1.6. Tahapan Penelitian
Penelitian
dimulai dengan
tahapan merancang prototype robot pemadam
api yang meliputi
perancangan bentuk kerangka, penempatan motor dc, penempatan baterai, penempatan sensor dan penempatan perangkat elektronik.
Mengkonfigurasikan sensor,
mikrokontroler, dan
motor. Membuat
software
untuk pengontrolan robot, respon sensor dan pergerakan putaran motor, serta
penentuan arah gerak
robot terhadap sumber api.
Melakukan analisa dan pembahasan yang akan disesuaikan dengan hasil
pengujian yang diperoleh. Hasil akhir dari penelitian ini adalah perancangan robot
pemadam api dengan
kendali otomatis yang dapat mendeteksi
dan
memadamkan
sumber api.
3.2. Rancangan Sistem
3.2.1. Rancangan Bentuk Fisik Robot
Robot dirancang dengan menggunakan achrylic yang memiliki dimensi
yang tidak terlalu besar dan ringan. Tujuan menggunakan achrylic ini karena
bahan ini memiliki struktur yang ringan dan kuat. Komponen
mekanik, elektronik dan power ditempatkan pada rangka dengan
penempatan yang sesuai. Dudukan
menggunakan sasis RJC 4 x 4 dengan ukuran panjang 22.5 cm dan lebar 13.5 cm
dan
rangka bagian atas dirancang menggunakan achrylic.
Susunan dari perancangan robot pemadam api yang akan dibuat dapat
dilihat pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Robot Pemadam Api
Secara keseluruhan, robot
pemadam api ini terbagi
dalam beberapa blok bagian, yaitu:
Gambar 3.2 Diagram Robot Pemadam Api
3.2.2.
Rancangan Mekanik Robot
Hal mendasar
yang perlu diperhatikan dalam desain mekanik robot adalah
perhitungan kebutuhan torsi
untuk menggerakkan sendi atau roda. Motor sebagai penggerak utama
(prime-mover) yang
paling sering dipakai,
umumnya
akan
bekerja optimal (torsi dan kecepatan putar paling ideal) pada putaran yang relatif
tinggi
dalam hal ini tidak sesuai bila porosnya dihubungkan langsung ke sendi
gerak atau roda, sebab kebanyakan gerakan yang diperlukan pada sisi anggota badan robot adalah relatif pelan namun
bertenaga.
Salah satu metode yang paling umum adalah menggunakan
sistem gear dimana robot digerakkan menggunakan motor gearbox atau disebut motor dc. Membuat dan
menggunakan dudukan tempat
meletakkan
perangkat hardware berupa mikrokontroler yang ditempatkan di
atas dudukan yang terbuat dari bahan achrylic.
Penempatan motor, roda dan peralatan elektronik, serta sensor diatur
sedemikian rupa hingga untuk menunjang kinerja dari
robot pemadam api yang
akan dibuat.
3.2.3 Rancangan Elektronik Robot
Dalam pengontrolan
robot digunakan rancangan elektronik yang
menggunakan mikrokontroler
sebagai otak. Flame detector yang digunakan
sebagai sensor pendeteksi api. Flame detector dihubungkan dengan perangkat mikrokontroler sebagai input. Sensor ultrasonik digunakan sebagai sensor
pendeteksi
jarak
yang dihubungkan dengan perangkat
mikrokontroler sebagai input. Sebagai output, mikrokontroler akan memberi perintah kepada motor gearbox atau motor dc untuk berputar mendekati sumber api dan memadamkan
sumber api .
3.2.3.1 Rancangan Sistem Minimum ATMega16
Pada sistem minimum kita dapat melihat fungsi dari port-port yang ada pada mikrokontroler. Untuk mengontrol
sistem keseluruhan
digunakan
mikrokontroler ATMega16 yang diprogram untuk memproses kerja dari robot pendeteksi sumber api.
ATMega16
memiliki pin ADC sehingga tidak memerlukan ADC
eksternal. Terlihat pada Gambar 3.3 Sistem Minimum Atmega16.
Gambar 3.3 Sistem Minimum Atmega16
3.2.3.2 Rangkaian Driver Motor
Pada penelitian kali ini digunakan driver mosfet yang berhubungan dengan
kaki
mikrokontroler yaitu keempat port pada mikro yaitu kaki PD3-PD6. Fungsi
dari hubungan antara mikrokontroler dan driver adalah mikrokontroler memberi
pulsa PWM kepada driver yang kemudian
akan mengatur kecepatan motor dc.
Digunakan
driver
motor
karena
arus
yang
keluar dari mikrokontroler tidak
mampu memenuhi kebutuhan
kebutuhan dari motor dc. Untuk gambar rangkaian
dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Gambar 3.4 Rangkaian Driver Motor
3.2.3.3 Rangkaian LCD
Rangkaian lcd berfungsi untuk menampilkan data pada mikrokontroler, lcd yang digunakan
adalah lcd 16 x 2. Untuk gambar skematik lcd dapat dilihat pada Gambar 3.5.
Gambar 3.5 Skematik LCD
3.2.4 Rancangan Perangkat Lunak
Perancangan perangkat lunak merupakan hal yang penting,
untuk mengatur segala aktivitas robot pendeteksi
sumber api yang dikendalikan oleh
mikrokontroler yang telah diprogram
sesuai dengan kinerjanya. Dalam penelitian ini digunakan
pemrograman Bascom AVR sebagai bahasa program yang
digunakan.
3.2.5 Baterai
Untuk menyeimbangkan penggunaan motor, sensor dan berat keseluruhan
robot, digunakan jenis baterai Lipo yang memiliki bobot ringan dengan tegangan
11,1 V dan arus sebesar 2200mAh. Digunakan sebagai suplai untuk sensor, motor
dan
mikrokontroler.
Untuk mensuplai tegangan mikrokontroler, sensor, dan motor digunakan regulator pembagi tegangan sesuai dengan input yang dibutuhkan. r
Tegangan input dari baterai adalah 11,1 volt, maka dengan menggunakan
rangkaian regulator seperti
pada Gambar 3.7.
IC 7805
sesuai dengan
spesifikasinya dapat menurunkan tegangan menjadi 5 volt yang digunakan untuk
suplai ke rangkaian pengontrol, rangkaian sensor
dan
rangkaian penggerak.
3.2.6 Motor DC
Motor dc adalah motor yang digunakan
sebagai penggerak robot dalam
bernavigasi dan berpindah tempat. Motor yang digunakan sebagai penggerak roda
adalah motor
dc, motor
dc memiliki kecepatan yang baik dan mudah dikendalikan. Spesifikasi Motor
dc sendiri adalah :
Vsuplai : 12
vdc
Arus : 3 A
Speed : 400 rpm Torsi : 6.5 Kg.cm
Ratio gear : 1: 21
Dimensi body : panjang
6 cm x diameter 2 cm
Dimensi shaft : panjang
1 cm x diameter 0, 1 cm Berat : 0, 2 Kg
Pada robot pemadam api menggunakan dua motor dc sebagai pengerak
untuk
roda, yaitu satu
motor
dc
penggerak roda
kanan dan satu motor
dc
penggerak roda kiri. Untuk membalikan
arah putaran motor dc yaitu dengan
cara
membalikan sumber tegangan yang masuk ke motor dc untuk
membalikan secara otomatis yang dikendalikan oleh mikrokontroler maka diperlukan driver sebagai
pembalik
putaran motor
dc.
3.2.7 Sensor Flame Detector
Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya flame detector
merupakan sebuah sistem sensor cerdas yang mampu mendeteksi posisi nyala api
dengan ketelitian tinggi (hingga
nyala api sekecil cahaya
lilin) menggunakan
gabungan sensor mata api. Sistem ini terdiri dari sebuah sensor photodioda yang
didesain untuk mendeteksi mata api dan sebuah modul berbasis mikrokontroler
yang digunakan
untuk mengatur kerja flame detector, mengambil sampling data sensor, dan mengatur antarmuka dengan sistem lain.
Rangkaian flame detector yang akan dibuat terlihat pada gambar 3.9.
Gambar 3.9 Rangkaian flame detector
3.2.8 Kipas
Untuk proses memadamkan api digunakan motor dc 5 volt sebagai kipas. Ukuran propeler yang digunakan
dengan diameter 10 cm dan lebar 1 cm
3.2.9 Sensor Ultrasonic Hc-SRO 04
Sebagai sensor pendeteksi jarak digunakan
sensor ultrasonic Hc-SRO 04.
Sensor jarak ini sendiri digunakan
untuk mengetahui jarak depan, samping kanan dan samping kiri
robot, apakah
ada
halangan atau tidak.
3.3 Flowchart
Dalam pembuatan
program, terlebih dahulu dibuat alur kerja robot sehingga lebih tertata dalam membuat program
dan
memahami program tersebut. Untuk lebih jelas dapat dilihat flowchart kerja robot pada Gambar 3.12.
SOURCE :
http://repository.unib.ac.id/9190/2/I,II,III,II-14-ant-FT.pdf
.